kesimpulandan verifikasi dilakukan dari data yang didapat sebelumnya. Hasil dan Pembahasan Pariwisata memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat sekitar khususnya masyarakat sekitar. Termasuk wisata delta fishing yang berada di desa Prasung, kec. Buduran, kab. Sidoarjo. Tempat ini merupakan wahana Sebenarnyayang dimaksud dengan risiko adalah sesuatu kemungkinan kejadian yang merugikan. Ada tiga unsur penting dari sesuatu yang dianggap risiko yaitu sebagai berikut: Merupakan suatu kejadian; Kejadian tersebut masih merupakan kemungkinan, jadi bisa saja terjadi bisa tidak terjadi. Jika sampai terjadi, akan menimbulkan kerugian. Pembangunandi bidang pariwisata menjadi salah satu fokus utama di Kabupaten Gunungkidul. Hal ini terlihat padadari visi Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021 yaitu “Mewujudkan Gunungkidul Sebagai Daerah Tujuan Wisata Terkemuka dan Berbudaya Menuju Masyarakat Yang Berdaya Saing Maju, Mandiri dan Sejahtera 2021”. Dengan upaya apa saja Berdasarkanpengalaman yang didapat dari perjalanan wisata ini, dapat disimpulkan Indonesia memiliki banyak tempat wisata yang patut dikunjungi, khususnya kota Bandung dan Jogjakarta. Selain memiliki tempat wisata sebagai hiburan, kota ini juga memiliki tempat – tempat wisata, pendidikan, dan bersejarah. 3.2 Saran Abstrak Sektor pariwisata merupakan sektor andalan pemasukan devisa negara. Dengan demikian peningkatan obyek wisata supaya dapat dikunjungi wisatawan sangat diperlukan dan diupayakan. Salah satu upaya adalah mengadakan penelitian yang bertujuan untuk menentukan faktor alam, faktor A Latar Belakang. Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu Gunungkidul — Dinas Pariwisata Gunungkidul laksanakan pelatihan pemandu geowisata selama tiga hari terhitunga dari tanggal 25 Oktober sampai 27 Oktober 2021 di Hotel Phonik Jogjakarta. Kegiatan tersebut berupaya untuk meningkatkan sumber daya manusia bagi para pemandu wisata yang ada di Gunungkidul yang terfokus pada Selainitu, dalam kegiatan tersebut juga membahas berbagai keuntungan yang akan didapat nantinya. Lebih dari 10 pembicara dari berbagai kalangan, dengan kemampuan unngulnya di bidang pariwisara dan digital marketing mengikuti konferensi GETS tersebut. Media digital ikut berperan dalam menyebarkan informasi destinasi maupun akomodasi wisata tersendiribagi para pengunjung yang hadir di agrowisata ini, selain itu tempat yang strategis dapat di jangkau dengan menggunakan kendaraan baik mobil maupun motor tidak ada halangan untuk pergi ke wisata ini. Pembangunan yang terjadi di argowisata Balek Kampoeng berlangsung secara bertahap dan menjanjikan bagi semua kalangan baik itu pariwisataseiring dengan tersedianya big data perilaku travellers yang didapat melalui tangan para pengunjung. Destinasi di Indonesia yang sudah menggunakan teknologi dan transformasi digital (efek) mempercepat dan menerangi apa yang sudah ada dan sedang berlangsung secara horisontal dan proses-proses perubahan global dalam masyarakat PJIonY. Jurusan PariwisataKategori Profesi dan Ilmu Terapan Daftar IsiApa Itu Jurusan PariwisataKenapa Jurusan PariwisataKeahlian Jurusan PariwisataKebutuhan Lulusan Jurusan Pariwisata di Dunia KerjaPerkuliahan & Mata Kuliah Jurusan PariwisataMata Kuliah Jurusan PariwisataKarakter Siswa yang Sesuai di Jurusan PariwisataUniversitas Terbaik Jurusan PariwisataProspek Kerja Jurusan PariwisataTOUR AND TRAVELTOUR GUIDETRAVEL BLOGGER/VLOGGERINDUSTRI PENERBANGANPEGAWAI NEGERI SIPILPENGELOLA TEMPAT WISATATENAGA PENDIDIK/DOSENPertanyaan Umum Yang Sering DitanyakanApa yang dipelajari di Jurusan ini?Apa saja prospek kerja untuk para lulusan jurusan Pariwisata?Apa hal menyenangkan yang akan didapat dengan berkuliah di Jurusan ini? Daftar Isi Jurusan Pariwisata mempelajari tentang perjalanan wisata inti, mulai dari keberangkatan, kepulangan juga berbagai kebutuhan-kebutuhan ketika berada dalam perjalanan tersebut. Jadi destinasi, transportasi, akomodasi masuk ke dalam lingkup ilmu pariwisata. Jurusan ini sendiri masih tergolong baru, sebab baru resmi diakui sejak tahun 2008 silam dengan jumlah lulusan yang terbatas. Padahal, prospek kerja lulusannya sangat besar mengingat Indonesia memiliki destinasi wisata dan keindahan alam yang tersebar dari Sabang sampai ke Merauke, baik yang sudah tereksplor maupun yang belum. Pendidikan Pariwisata sendiri terbagi dalam berbagai peminatan diantaranya Pengelolaan Pariwisata, Usaha Perjalanan Wisata, Manajemen Bisnis Perjalanan Wisata dan lain-lain. Berkuliah di Jurusan ini memiliki Ilmu dan mata kuliah yang menyenangkan, sebab kamu akan mempelajari berbagai manajemen terkait dengan penginapan hotel, guest house dan akomodasi lain, restoran hingga objek wisata. Mulai dari tahap perancangan, praktek hingga ke evaluasinya. Selain itu kuliah di jurusan pariwisata juga membuka kesempatanmu untuk magang di luar negeri. Sebelum lulus, kamu wajib melakukan magang di berbagai perusahaan bahkan yang memiliki jaringan internasional. Tak hanya magang di luar, ilmu ini juga memberikanmu peluang kerja global sebab pada dasarnya, prinsip ilmu perhotelan dan pariwisata yang kamu pelajari di Indonesia, akan sama dengan ilmu perhotelan dan pariwisata di mana pun. Jadi prospek kerjanya tidak terbatas di tanah air saja, peluangmu untuk bekerja di industri pariwisata berbagai negara juga terbuka lebar. Keahlian Jurusan Pariwisata ✓ Kemampuan komunikasi ✓ Kemampuan berbahasa inggris ✓ Berpikiran terbuka ✓ Senang berpetualang ✓ Kemampuan melakukan observasi ✓ Berwawasan Luas ✓ Kreatif dan Inovatif Kebutuhan Lulusan Jurusan Pariwisata di Dunia Kerja Tour Guide, Berbekal pengetahuanmu akan berbagai destinasi wisata, budaya masyarakat, maupun sejarahnya, kamu dapat membuat sebuah kunjungan wisata menjadi sangat menarik bagi klienmu. Lengkapi dengan kefasihan berbahasa berbahasa asing. Kamu bisa menjadi seorang tour guide berlisensi, baik itu tour guide lokal maupun mancanegara. Instansi Pemerintah, menjadi pegawai Kementerian Pariwisata Republik Indonesia atau PNS pada dinas pariwisata tingkat provinsi, kabupaten, maupun kotamadya. Pengusaha Bidang Pariwisata, mengambil jurusan pengelolaan pariwisata kamu berkesempatan membuka tempat wisata baru yang menyenangkan namun tetap memperhatikan alam dan lingkungan. Youtuber, menjadi pilihan pekerjaan yang menarik saat ini, bermodalkan wawasan dan kemampuan komunikasi yang baik kamu dapat mengulas berbagai tempat wisata, mulai dari destinasi di Indonesia hingga ke seluruh dunia. Konsultan Pariwisata, lulusan jurusan ini juga dapat menjadi konsultan pariwisata dan perjalanan. Perkuliahan & Mata Kuliah Jurusan Pariwisata Perkuliahan di Jurusan Pariwisata akan mempelajari hampir semua aspek yang terdapat di perjalanan seperti perhotelan, agen travel, kapal pesiar, maskapai, bahkan event. Dimulai dari Mata Kuliah Statistik Pariwisata yang akan mempelajari perhitungan jumlah kunjungan wisatawan ke suatu objek wisata dan mencari tahu demografi wisatawannya. Selain itu kamu akan belajar tentang Ekonomi Pariwisata yang menganalisis seberapa besar dampak pariwisata pada suatu destinasi atau lokasi, baik secara makro maupun mikro. Mempelajari ekowisata, bahasa asing, kajian-kajian mengenai isu-isu tentang pariwisata saat ini, hingga disiplin ilmulain yang berkaitan dengan Pariwisata seperti ekonomi, psikologi, bisnis manajemen, akuntansi, dan lain-lain. Mata Kuliah Jurusan PariwisataBerikut ini adalah mata kuliah yang akan kamu pelajari di Jurusan Pariwisata Psikologi Jasa Dasar-dasar Ilmu Budaya Pengantar Ilmu Pariwisata Kepurbakalaan Indonesia Ekonomi Pariwisata Sejarah Indonesia Bahasa Korea Bahasa Prancis Bahasa Belanda Hukum Pariwisata Pengantar Hospitalitas Globalisasi dan Dampak Terhadap Pariwisata Sistem Informasi Pariwisata Geografi Pariwisata Nasional MICE Manajemen Seni Pertunjukan Manajemen Pengolahan Makanan & Minuman Seni & Kebudayaan Indonesia Geografi Pariwisata Internasional Statistik Pariwisata Pariwisata Berkelanjutan Bisnis Pariwisata Karakter Siswa yang Sesuai di Jurusan Pariwisata Observan Independen Berwawasan luas Senang bekerja sendiri Senang melakukan riset Keterampilan komunikasi Keterampilan interpersonal Bisa bekarjasama dengan team Universitas Terbaik Jurusan Pariwisata Berikut ini adalah list universitas terbaik untuk Jurusan Pariwisata Terkreditasi A oleh BAN-PT di Indonesia Universitas Negeri Padang UNP, Padang Universitas Udayana UNUD, Bali Universitas Riau UNRI, Riau Universitas Gadjah Mada UGM, Yogyakarta Universitas Indonesia UI, Depok Universitas Brawijaya UB, Malang Universitas Negeri Gorontalo UNG, Gorontalo Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo, Yogyakarta Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Bandung Universitas Nasional UNAS, Jakarta Industri pariwisata telah menjadi salah satu sumber devisa negara. Pada tahun 2016, pariwisata indonesia menyumbang kedua sumber devisa negara terbesar US$ 13,568 miliar setelah CPO yang menyumbangkan devisa sebesar US$ 15,965 miliar. Sektor pariwisata memang tidak akan ada habisnya dan terus mengalami perkembangan yang signifikan dari waktu ke waktu. Berikut beberapa diantara peluang kerja di jurusan ini TOUR AND TRAVEL Berbekal pengetahuanmu tentang destinasi wisata, jadwal dan harga maskapai, anggaran hotel dan restaurant, maupun hal-hal lain yang terkait dengan traveling. Kamu bisa mendirikan atau bekerja di biro perjalanan wisata, kemudian menawarkan paket-paket tour atau trip yang sedang hits saat ini. TOUR GUIDE Jika diperhatikan, traveling telah menjadi semacam budaya tersendiri bagi kalangan milenial masa kini. Tour Guide atau pemandu wisata menjadi sangat penting untuk mengenalkan tempat wisata ke banyak pengunjung. Profesi ini dibutuhkan terutama untuk turis asing yang berkunjung ke Indonesia. Tugasnya menemani selama perjalanan wisata, melindungi serta memberi jaminan keselamatan pada wisatawan, penyedia jasa, seperti travel agen atau tour operator yang lain, serta memberi penjelasan dengan sebaik-baiknya mengenai suatu obyek wisata. Kategori tour guide sendiri terbagi menjadi General Guide Tour guide yang memiliki pengetahuan secara umum tentang suatu tempat wisata. Memiliki izin untuk memandu dengan menggunakan satu atau beberapa bahasa tertentu Special Guide Tour guide yang mempunyai pengetahuan khusus dan tahu dengan jelas mengenai suatu tempat atau obyek wisata tertentu Tour Conductor Tour guide senior, memiliki tanda pramuwisata dan dapat memimpin serta memberikan informasi kepada kelompok wisatawan yang tengah melakukan perjalanan wisata ke suatu obyek bahkan beberapa lokasi wisata TRAVEL BLOGGER/VLOGGER Bekerja sambil jalan-jalan ke suatu tempat wisata merupakan impian tersendiri bagi setiap orang yang gemar traveling. Peluang sebagai Travel blogger/Vlogger terbuka lebar bagimu yang mencintai dunia kepenulisan, atau kemampuan komunikasi yang baik. Dengan mempromosikan tempat wisata kamu akan mendapatkan bayaran dari agen travel dan mendapatkan uang dari iklan yang dipasang di blog, website atau akun youtubemu. INDUSTRI PENERBANGAN Maskapai kian hari kian berkembang secara global. Berbagai maskapai penerbangan terus berinovasi dalam meningkatkan jumlah penumpang. Karenanya industri penerbangan menjadi salah satu prospek kerja lulusan pariwisata yang menjanjikan. Semakin banyak penerbangan ke seluruh Indonesia, tentu akan berdampak langsung juga kepada sektor pariwisatanya. PEGAWAI NEGERI SIPIL Lulusan pariwisata mempunyai peluang besar untuk bekerja di instansi pemerintahan seperti Kementerian Pariwisata Indonesia yang tugasnya memajukan dan mengembangkan pariwisata Indonesia menjadi lebih baik lagi, tak hanya bagi masyarakatnya tapi juga di mata dunia. PENGELOLA TEMPAT WISATA Di era serba digital ini, mempromosikan berbagai tempat wisata dapat dilakukan secara online dengan cepat. Selain itu, sekarang ini banyak tempat wisata baru bermunculan untuk meningkatkan perekonomian suatu tempat. Bagi lulusan pariwisata dapat memilih bekerja sebagai pengelola tempat wisata maupun mendirikan tempat wisata baru yang dekat dengan alam tanpa merusak alamnya. TENAGA PENDIDIK/DOSEN Menjadi pengajar ilmu kepariwisataan dapat menjadi salah satu alternatif profesi jika kamu menyukai dunia pendidikan. Di tingkat pendidikan tinggi, kamu bisa mengembangkan telaah dan aspek teoritis kepariwisataan dengan menjadi dosen setelah menyelesaikan pendidikan S2 tentunya. Namun dengan gelas S1-pun, kamu sudah bisa menjadi pengajar SMK. Pertanyaan Umum Yang Sering Ditanyakan Apa yang dipelajari di Jurusan ini? Di jurusan pariwisata, hampir semua aspek yang terdapat di kegiatan wisata dipelajari seperti perhotelan, agen travel, kapal pesiar, maskapai, bahkan event pun dipelajari. Tidak hanya itu, disiplin ilmu lain yang berkaitan dengan ilmu ini pun dipelajari seperti ekonomi, psikologi, bisnis manajemen, akuntansi, perencanaan, dan lain-lain. Apa saja prospek kerja untuk para lulusan jurusan Pariwisata? Wirausaha di bidang pariwisata, tour guide, konsultan kepariwisataan, manajer perusahaan wisata, hotel dan lainnya. Apa hal menyenangkan yang akan didapat dengan berkuliah di Jurusan ini? Terjun ke dunia pariwisata akan membuatmu semakin kaya akan pengalaman, cocok untukmu yang hobi traveling, dengan bidang pekerjaan yang tidak terbatas sebagai pemandu wisata saja, kamu juga bisa berkecimpung dalam dunia perhotelan, kuliner, event, maskapai, kapal pesiar, dan lain sebagainya. Dampak Pariwisata terhadap EkonomiDampak langsungTidak langsungInduced Komponen Kontribusi dari Kegiatan PariwisataDampak Pariwisata terhadap Sosial BudayaDampak Pariwisata Terhadap Lingkungan AlamMenipisnya sumber daya alamPolusiDampak fisik pariwisataReferensi Sebagai salah satu motor pembangunan suatu negara, pariwisata saat ini sudah semakin diandalkan dan dijadikan sebagai alternatif sumber pendapatan negara-negara di dunia tak terkecuali di Indonesia. Namun yang harus dipahami, pembagunan pariwisata tidak boleh dilakukan secara sporadis dan tidak terencana dengan baik. Oleh karena itu, semua insan dan para pemangku kepentingan pariwisata harus memahami terlebih dahulu bagaimana dampak pariwisata terhadap pembangunan suatu destinasi pariwisata atau suatu negara. Definisi dari dampak pariwisata adalah pengaruh kegiatan pariwisata yang dilakukan oleh para pelakuknya wisatawan, bisnis, pemerintah, msyarakat yang dapat memberikan akibat terhadap kelangsungan ekonomi, sosial dan lingkungan alam. Oleh karena itu, dalam buku saya yang berjudul Pemasaran Destinasi Pariwisata Berkelanjutan di Era Digital, pada dasarnya dampak dari kegiatan pariwisata dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar yaitu dampak terhadap ekonomi, sosial budaya dan lingkungan alam. Berikut adalah penjelasan mengani tiga dampak pariwisata terhadap destinasi pariwisata. Menurut World Travel & Tourism Council 2012, kegiatan pariwisata memiliki dampak langsung, tidak langsung dan induced terhadap ekonomi lokal, tetapi bentuk dampaknya dapat berbeda-beda diberbagai destinasi atau negara-negara. Dampak langsung Dampak ini dapat dilihat dari Pendapatan Domestik Bruto PDB yang dihasilkan dari kegiatan yang secara langsung terkait dengan kegiatan pariwisata seperti hotel, agen perjalanan, maskapai penerbangan dan tur operator atau restoran dan kegiatan lainnya yang diperuntukkan untuk memfasilitasi pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata. Steck 2010 mengungkapkan enam saluran yang dapat menciptakan dampak ekonomi dari kegiatan pariwisata Lapangan pekerjaan kegiatan pariwisata menghasilkan lapangan pekerjaan melalui berbagai jalan seperti pegawai hotel, agen perjalanan, koki, dll. Penyediaan Barang & Jasa perusahaan lokal atau nasional dapat menyediakan barang dan jasa untuk bisnis pariwisata, seperti makan/minum atau furnitur, namun barang-barang ini juga dapat diimpor jika ketentuan lokal tidak memenuhi permintaan baik dalam hal biaya, kualitas atau kuantitas. Penjualan Langsung Barang & Jasa pengecer ritel di destinasi wisata dapat menjual produk wisata dan layanan mereka langsung ke wisatawan seperti suvenir atau makanan, langsung dapat mengambil keuntungan secara moneter dari kegiatan wisata tersebut. Pendirian Bisnis Pariwisata tingkat kegiatan pariwisata yang tinggi atau meningkat dapat mengarah pada pembentukan bisnis pariwisata baru, menciptakan peluang kerja baru, dll. Sumber Pajak & Pungutan bisnis pariwisata berkontribusi terhadap pendapatan nasional melalui pajak, sementara pengunjung dapat dikenakan pajak secara langsung, seperti melalui visa atau pajak penambahan nilai PPN, dll. Investasi dalam Infrastruktur karena sektor pariwisata dapat meningkatkan kebutuhan pada infrastruktur yang pada gilirannya mendorong investasi dalam infrastruktur baik oleh pelaku swasta maupun oleh sektor publik. Tidak langsung Dampak yang timbul karena kegiatan yang dilakukan oleh industri di sektor pariwisata. Menurut Lemma 2014 dampak ini terbagi ke dalam tiga hal Modal Investasi Pariwisata Termasuk investasi modal dalam semua sektor yang terlibat langsung dalam industri pariwisata serta pengeluaran oleh bisnis di sektor lain pada aset pariwisata seperti transportasi atau akomodasi. Pengeluaran Pemerintah untuk Pariwisata Pengeluaran pemerintah untuk mendukung sektor pariwisata yang dapat mencakup belanja nasional dan lokal. Kegiatan ini meliputi promosi pariwisata, layanan pengunjung, administrasi dll. Efek Rantai Pasokan Ini mewakili pembelian barang dan jasa domestik, sebagai input untuk produksi output akhir mereka oleh bisnis dalam sektor pariwisata. Induced Mewakili kontribusi pariwisata yang lebih luas melalui pengeluaran-pengeluaran yang secara langsung atau tidak langsung dipekerjakan oleh sektor pariwisata, seperti pengeluaran atau belanja karyawan restoran, karyawan hotel, dll. Selanjutnya WTTC 2012 mengungkapkan mengenai komponen-komponen yang terkait dengan dampak kegiatan pariwisata baik secara langsung, tidak langsung maupun induced dalam tabel berikut Komponen Kontribusi dari Kegiatan Pariwisata Kontribusi Langsung Industri Jasa Akomodasi Jasa Makan dan Minum Ritel Jasa Transportasi Jasa Daya Tarik Wisata budaya, olahraga, rekreasional Komoditi Akomodasi Transportasi Hiburan Daya tarik/Atraksi Sumber Belanja Belanja Penduduk Lokal Belanja Bisnis Perjalanan Domestik Pengunjung Belanja Individual Pegawai Negeri dan Transportasi Kontribusi Tidak Langsung Belanja Investasi Bisnis Pariwisata Belanja Kolektif Pemerintah dalam pariwisata Dampak Pembelian dari Pemasok Kontribusi Induced belanja dari pekerja langsung maupun tidak langsung Makan dan Minum Rekreasi Busana Perumahan Barang Rumah Tangga Dampak Pariwisata terhadap Sosial Budaya Cohen 1984 mengungkapkan dampak kegiatan pariwisata terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat berikut ini Dampak terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara masyarakat setempat dengan masyarakat yang lebih luas, termasuk tingkat otonomi atau ketergantungannya Interaksi masyarakat setempat dengan pengunjung yang datang, khususnya dari sisi perubahan moral/tata nilai, seperti dengan datangnya orang yang mempunyai perilaku berbeda dapat menyebabkan percampuran tata nilai di destinasi pariwisata. Dampak pariwisata pada tata nilai di destinasi pariwisata biasanya lebih besar disebabkan karena pengaruh pengunjung yang diduga karena sifat pengunjung yang “terlalu bebas” dalam berperilaku di destinasi pariwisata. Pergeseran tata nilai ini dapat terjadi menjadi beberapa bentuk, seperti efek peniruan, marginalisasi dan komodifikasi budaya. Dampak terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat Berkembangnya kepariwisataan di suatu tempat akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan, bahkan di bidang yang sama, memungkinkan akan menimbulkan kompetisi diantara anggota masyarakat. Pariwisata juga berdampak pada perubahan perilaku, struktur sosial serta perubahan gaya hidup. Dampak terhadap dasar-dasar organisasi/kelembagaan sosial Kemajuan pariwisata diikuti dengan munculnya organisasi-organisasi atau kelembagaan sosial untuk mengorganisir kegiatan pariwisata yang ada. Organisasi atau kelembagaan tersebut bisa dari berbagai sektor atau bidang seperti Pemasaran, Perhubungan, Akomodasi, Daya Tarik atau Atraksi Wisata, Tour Operator, Pendukung, dll. Dampak terhadap migrasi dari dan ke daerah pariwisata Meningkatnya aktivitas pariwisata di suatu destinasi memerlukan tenaga kerja untuk menjalankan bisnis pariwisata dan memberikan pelayanan yang diperlukan pengunjung. Sebagian dari mereka bisa berasal dari penduduk lokal atau tenaga kerja dari daerah lain. Hal ini tidak hanya meningkatnya jumlah populasi atau kepadatan penduduk di destinasi. Tetapi lambat-laun akan menimbulkan masalah sosial yang beragam, mulai dari yang ringan seperti meningkatnya stress, kemacetan, dan lain-lain, sampai ke masalah kejahatan seperti perampokan dan tindakan kriminal lainnya. Dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat Disamping dampak pariwisata terhadap tata nilai dan bagaimana masyarakat berpikir, pariwisata juga menyebabkan masalah untuk masyarakat lokal yang mempengaruhi bagaimana masyarakat bertindak dalam kehidupan sehari-harinya seperti kepadatan manusia pada suatu waktu tertentu, kemacetan lalu-lintas, penggunaan infrastruktur berlebihan, kehilangan kegunaan dan manfaat tanah bagi kehidupan sosial, kehilangan usaha lain, polusi disain arsitektur, kejahatan terhadap wisatawan atau oleh wisatawan, dan lain-lain. Dampak terhadap pola pembagian kerja Beberapa daerah yang umumnya memiliki sumber mata pencaharian sebagian besar berasal dari sector pertanian segera mengalami tantangan, yaitu dengan terjadinya pergeseran mata pencaharian dari sektor pertanian ke sektor pariwisata. Beberapa jenis pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian khusus di sektor pariwisata, seperti tukang kebun, cleaning service, housekeeping dan sejenisnya dapat menarik minat para pekerja di sektor pertanian untuk beralih ke sektor pariwisata tersebut. Dampak terhadap stratifikasi dan mobilitas sosial Kegiatan pariwisata di suatu destinasi dapat mengakibatkan diferensiasi struktur sosial, modernisasi keluarga, dan dapat memperluas wawasan dan cara pandang masyarakat terhadap dunia luar. Dampak terhadap meningkatnya penyimpangan-penyimpangan sosial munculnya sikap mental yang berorientasi konsumtif menimbulkan tingkah laku yang bertentangan dengan norma-norma yang ada patologi sosial seperti prostitusi, penggunaan dan perdagangan obat terlarang, ketergantungan alkohol, kejahatan, dan perilaku menyimpang lainnya. Dampak terhadap bidang kesenian dan adat istiadat Interaksi yang terjadi antara penduduk lokal dengan pengunjung dapat merubah nilai-nilai kesenian dan adat istiadat seperti semakin suburnya kesenian tradisional seperti tari, seni lukis, putang dan lain sebagainya. Tidak hanya kesenian, tetapi juga dapat mendorong munculnya grup atau kelompok masyarakat yang berkonsentrasi dalam mengembangkan kebudayaan tradisionalnya. Dampak Pariwisata Terhadap Lingkungan Alam Menurut United Nations Environment Programme UNEP, terdapat tiga dampak utama dari kegiatan pariwisata terhadap lingkungan yaitu menipisnya sumberdaya alam, polusi dan dampak fisik pariwisata. Menipisnya sumber daya alam Kegiatan pariwisata sangat membutuhkan sumberdaya alam yang mungkin sudah sangat langka seperti penggunaan sumberdaya air, hutan, energi, makanan, material, dan sumber daya lainnya. Contohnya penggunaan air yang berlebihan oleh bisnis pariwisata seperti untuk penggunaan pengunjung, kolam renang, pemeliharaan kebun dll. Di daerah kering, penggunaan air sangat memprihatinkan terutama karena pengunjung cenderung mengonsumsi dua kali lebih banyak air pada hari libur seperti yang mereka lakukan di rumah 440 liter terhadap 220 liter, sementara jumlah air yang digunakan untuk lapangan golf dalam setahun setara dengan penggunaannya oleh penduduk desa UNEP, 2014. Contoh lain, tekanan pada sumber daya seperti energi, makanan, dan bahan mentah dapat meningkat karena kegiatan pariwisata. Penggunaan yang meningkat dapat mempengaruhi dampaknya pada populasi lokal, terutama di musim puncak ketika permintaan untuk sumber daya lebih tinggi. Pariwisata juga dapat berdampak negatif terhadap keanekaragaman hayati UNEP, 2011. Polusi Pariwisata dapat berkontribusi pada polusi dengan cara yang sama seperti banyak sektor ekonomi lainnya yaitu melalui polusi udara, limbah padat, dan limbah cair. Berikut beberapa dampak polusi dari kegiatan pariwisata menurut Lemma 2014 Polusi Udara & Kebisingan Meningkatnya jumlah pengunjung menjadikan sektor ini menjadi sumber emisi yang semakin penting. UNWTO 2008 telah melakukan analisis dampak pariwisata terhadap emisi karbon berdasarkan data tahun 2005, sektor pariwisata secara global menyumbang hampir 5% dari total emisi karbon. Sampah & Limbah Padat Pengelolaan limbah merupakan tantangan yang semakin meningkat dalam sektor pariwisata, misalnya, wisatawan Eropa dapat membuat hingga 1 kg limbah padat per hari, sementara wisatawan dari AS dapat membuat hingga 2 kg limbah padat per hari UNEP, 2011. Kapal pesiar yang beroperasi di Karibia diperkirakan menghasilkan sekitar ton limbah padat per tahun Sunlu, 2003 yang dapat meningkatkan dan merusak perairan pesisir dan kehidupan laut di dalamnya. Pembuangan Limbah Pengelolaan air limbah juga menjadi isu penting dalam sektor ini terutama di mana hotel membuang air limbah yang tidak diolah langsung ke laut UNEP, 2011 atau ke badan air lainnya. Polusi estetika Polusi estetika terjadi ketika kegiatan pariwisata gagal mengintegrasikan bangunan dan infrastruktur menjadi fitur alami dan fitur arsitektur lokal yang ada, oleh sebab itu fitur yang dikembangkan oleh kegiatan pariwisata mungkin tidak dianggap kompatibel dengan lingkungan alam dan arsitektur budaya yang ada. Dampak fisik pariwisata Dampak yang terjadi dari aktivitas pengunjung dan bisnis pariwisata terhadap lingkungan fisik. Pembangunan infrastruktur pariwisata termasuk fasilitas seperti hotel, restoran dan fasilitas rekreasi dapat menyebabkan degradasi lahan yaitu erosi tanah dan hilangnya habitat keanekaragaman hayati dan satwa liar. Pengembangan dalam taman nasional Yosemite di SUA telah menyebabkan dampak negatif pada satwa liar setempat dan peningkatan polusi udara dan kebisingan. Pariwisata juga dapat menyebabkan peningkatan deforestasi, sementara pengembangan di daerah laut dapat menyebabkan perubahan garis pantai dan arus, yang secara negatif mempengaruhi flora dan fauna lokal UNEP, 2014. Kegiatan pariwisata juga dapat menyebabkan dampak negatif pada lingkungan. Contoh kegiatan tersebut seperti kerusakan yang diakibatkan dari injakan pendaki pada jalur pendakian di mana pendaki menyebabkan kerusakan pada vegetasi dan tanah yang pada gilirannya dapat menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati. Dampak lain seperti dari kegiatan kelautan penangkaran kapal, olahraga memancing dan scuba diving dapat merusak integritas lingkungan di kawasan pariwisata Sunlu, 2003. Interaksi dengan satwa liar setempat juga dapat meningkatkan stres terhadap satwa liar setempat serta degradasi lahan yaitu dengan menggunakan truk safari untuk melacak satwa liar UNEP, 2014. Referensi Cohen, Erik. 1984. The Sociology of Tourism Approaches, Issues and Findings. Annual Review of Sociology. Jerusalem Department of Sociology Hebrew University of Jerusalem Hidayah, Nurdin. 2021. Pemasaran Destinasi Pariwisata berkelanjutan di Era Digital Targeting, Positioning, Branding, Selling, Marketing Mix, Internet Marketing. Jakarta Kreasi Cendekia Pustaka Lemma, 2014. Tourism Impacts Evidence of Impacts on employment, gender, income. EPS-PEAKS, Overseas Development Institute Steck, B. 2010. Tourism More Value for Zanzibar SNV, Februari 2010 UNEP. 2011. Tourism Investing in Energy and Resource Efficiency, Part of the 2011 UNEP Green Economy Report. UNEP 2011 UNEP. 2014. Tourism’s Three Main Impact Areas dalam UNWTO. 2008. Climate Change & Tourism Responding to Global Challenges. UNWTO 2008 WTTC. 2012. Methodology for Producing the 2012 WTTC Oxford Economics Travel & Tourism Economic Impact Research. WTTC 2012 Manfaat Memahami Perilaku Pengunjung Destinasi PariwisataDefinisi Perilaku Pengunjung Destinasi PariwisataModel Perilaku Pengunjung Destinasi PariwisataPengenalan KebutuhanMencari InformasiEvaluasi alternatif sebelum membeliMembeliKonsumsi di destinasi wisataEvaluasi setelah membeliMengingat dan berbagi Referensi Manfaat Memahami Perilaku Pengunjung Destinasi Pariwisata Perilaku Pengunjung Destinasi Pariwisata – Salah satu prinsip dari pemasaran destinasi pariwisata adalah berorientasi terhadap pasar market oriented, dan yang dimaksud dengan pasar dalam hal ini adalah pelanggan destinasi pariwista. Market Oriented pada dasarnya merupakan suatu pendekatan dalam segala aktivitas pemasaran dengan menyandarkan pada sudut pandang pelanggan. Hal tersebut dilakukan karena pada dasarnya segala aktivitas pemasaran adalah berupaya untuk menyelaraskan antara kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan dengan penawaran destinasi, agar tercapai kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. Market Oriented dimulai dari usaha memahami apa yang ada dibenak pelanggan. Dan salah satu cara untuk memahami benak pelanggan adalah dengan cara memahami bagaimana mereka bertindak atau berperilaku. Pelanggan destinasi pariwisata pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua macam yaitu pelanggan akhir dan pelanggan bisnis atau perantara. Sementara yang akan saya ulas dalam kesempatan ini adalah mengenai perilaku pelanggan akhir, atau yang biasa disebut dengan pengunjung, wisatawan atau pelancong. Definisi perilaku pengunjung destinasi pariwisata adalah tindakan yang dilakukan oleh pengunjung atau wisatawan destinasi yang didasarkan pada keputusannya dalam merespon segala sesuatu yang merangsangnya. Rangsangan pengunjung dalam memutuskan untuk bertindak tersebut dapat dibagi menjadi dua macam yaitu rangsangan dari dalam internal dan dari luar eksternal. Rangsangan dari dalam biasanya disebabkan oleh faktor personal pengunjung sebagai individu seperti cara berfikir, cara berpresepsi, kondisi fisik, kondisi ekonomi, jenis kelamin dll. Sedangkan rangsangan dari luar biasanya disebabkan oleh faktor-faktor seperti situasional, teman, kerabat, aktivitas pemasaran destinasi pariwisata dll. Model Perilaku Pengunjung Destinasi Pariwisata Model perilaku pengunjung destinasi pariwisata sebenarnya sangat banyak dikemukakan oleh para pakar pemasaran pariwisata dengan berbagai pendekatan. Namun yang akan saya jelaskan kali ini adalah pendekatan dalam memahami perilaku pengunjung destinasi pariwisata dari sudut pandang perilaku pengunjung dalam melakukan pembelian purchase behavior. Menurut Morrison 2010 dalam Morrison 2013 terdapat tujuh tahapan perilaku pengunjung destinasi pariwisata dalam proses pembeliannya yang tersaji dalam gambar berikut. Model Perilaku Pengunjung Destinasi Pariwisata Sumber Morrison 2013 dalam Hidayah 2021 Pengenalan Kebutuhan Proses pembelian perjalanan dimulai saat orang merasa membutuhkan untuk melakukan kegiatan wisata. Kebutuhan tersebut biasanya terjadi diakibatkan oleh satu atau lebih rangsangan baik dari faktor internal maupun dari faktor eksternal baca juga faktor internal dan eksternal yang saya uraikan sebelumnya. Morrison 2013 mengungkapkan tiga jenis rangsangan utama yang dapat memicu seseorang merasa membutuhkan kegiatan wisata. Rangsangan tersebut yaitu dari sisi personal, interpersonal dan komersial. Komersial rangsangan ini dikarenakan oleh aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh pengelola destinasi pariwisata. Aktivitas komunikasi pemasaran pariwisata atau promosi pariwisata menjadi faktor utama dalam mempengaruhi calon wisatawan untuk mengenali kebutuhannya dalam berwisata. Oleh karena itu, komunikasi pemasaran pariwisata ini lebih baik terfokus pada kebutuhan dan keinginan pelanggan daripada hanya bertujuan untuk mengekspos fitur-fitur dari destinasi semata. Interpersonal Selama bertahun-tahun, telah dikenali bahwa informasi dari mulut ke mulut word-of-mouth lebih kuat dalam mempengaruhi pengunjung daripada informasi dari sisi komersial. Dari banyak penelitian dan studi terlihat bahwa informasi dan rekomendasi interpersonal sangat diandalkan dalam dunia pariwisata. Sumber-sumber interpersonal yang dapat mempengaruhi seseorang mengenali kebutuhan dalam berwisata meliputi anggota keluarga, teman, rekan bisnis, influencer, key opinion leader KOL, opini dari pemimpin dll. Personal Faktor personal merupakan faktor internal dari diri seseorang yang dapat mempengaruhi kebutuhannya dalam berwisata. Faktor ini biasanya disebut dengan faktor dorongan dari dalam diri calon pengunjung sendiri yang biasanya tercermin dari sisi motivasi. Mencari Informasi Tahap kedua dalam proses pembelian perjalanan adalah pencarian informasi secara aktif. Setelah seseorang menjadi sadar akan kebutuhan untuk berwisata, mereka cenderung mulai mencari informasi mengenai destinasi wisata, produk dan layanan yang mereka rasa akan memuaskan kebutuhannya tersebut. Ketika seseorang mengenali kebutuhan, maka mereka cenderung akan menginginkannya, Jika sudah merasa ingin, selanjutnya biasanya mulai mencari informasi. Menurut Morrison 2013 terdapat tiga sumber informasi utama yang tersedia bagi calon pengunjung yaitu Informasi yang didominasi oleh destinasi yang termasuk kedalam jenis sumber informasi ini yaitu aktivitas pemasaran dari pengelola destinasi pariwisata dan para pemangku kepentingan pariwisata yang terdapat di destinasi tersebut. Website, Internet of Things IoT, dan sosial media sekarang menjadi sumber utama sebagai sumber informasi mengenai destinasi wisata. Selain itu ada juga elemen lain dari kampanye komunikasi pemasaran dari pengelola destinasi yang konvensional seperti periklanan, penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, promosi penjualan, merchandising, digital marketing/internet marketing, dll. Informasi interpersonal dan pihak ketiga Sumber interpersonal disini meliputi keluarga, teman, rekan bisnis dan pemimpin opini; mereka adalah sumber informasi dari mulut ke mulut. Sumber informasi yang lain dalam kategori ini yaitu penilaian independen dari pihak ketiga, yang biasanya terkumpul dari buku panduan perjalanan travel guide books atau majalah pariwisata seperti Lonely Planet, Rough Guides, Frommer’s, Fodor’s, National Geography Traveler, Majalah Travelounge dan lain-lain. Sistem penilaian pemerintah dan lembaga-lembaga independen juga tersedia dalam membantu calon pengunjung dalam membuat keputusan. Situs ulasan pelaku wisata seperti berbagai blog perjalanan atau wisata juga termasuk dalam kategori informasi ini. Sumber internal sumber informasi ini terdapat dalam ingatan atau memori seseorang mengenai destinasi pariwisata. Yang termasuk dalam kategori ini yaitu pengalaman kegiatan wisata masa lalu, ingatan mengenai promosi dari destinasi pariwisata, dan persepsi seseorang mengenai citra destinasi tertentu. Evaluasi alternatif sebelum membeli Setelah mendapatkan informasi yang dibutuhkan, selanjutnya calon pengunjung mengevaluasi alternatif-alternatif atau pilihan dari informasi yang masuk benaknya. Tahap ini memperlihatkan bagaimana keputusan seseorang dapat dipengaruhi oleh pikiran dan atau perasaannya. Ada yang memutuskan untuk membeli karena pikiran secara rasional kriteria objektif dan ada pula yang membeli karena perasaan secara emosional kriteria subjektif. Yang termasuk kedalam kriteria obyektif seperti harga tiket pesawat, harga produk di destinasi, harga aktivitas-aktivitas dan pengalaman, harga hotel dan harga-harga lainnya, lokasi tujuan, dan lain sebagainnya. Sedangkan yang termasuk kedalam kriteria subyektif yaitu segala sesuatu yang irasional seperti karena rasa sayang atau cinta, karena sesuatu yang membanggakan atau banyak juga karena ingin menyombongkan diri dan lain sebagainnya. Membeli Maksud membeli disini adalah memutuskan untuk datang ke suatu destinasi pariwisata. Seseorang memutuskan untuk datang karena disebabkan oleh tekad atau niat intention untuk memesan perjalanan atau datang langsung tanpa terencana. Namun kadangkala niat tersebut masih belum bulat dan masih dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti membicarakan terlebih dahulu dengan anggota keluarga, teman atau sumber interpersonal lainnya. Jaringan sosial media mungkin diperiksa lagi untuk mengkonfirmasi pilihan yang telah dibuat untuk meyakinkan. Hal tersebut dapat menyebabkan penundaan pengambilan keputusan secara lengkap. Selain itu, faktor situasional dapat berubah, seperti situasi pekerjaan atau keuangan, yang menyebabkan penundaan keputusan pembelian. Keputusan dalam memilih destinasi pariwisata sebenarnya bukanlah satu-satunya keputusan yang harus dibuat. Sebenarnya, terdapat banyak sub-keputusan lain yang harus diambil sebelum keputusan akhir dilakukan, seperti kapan harus berangkat, bagaimana cara membayar, bagaimana dan kemana harus melakukan pemesanan, berapa lama tinggal, berapa banyak uang yang harus dibawa, bagaimana sampai kesana, rute apa yang harus ditempuh, apa yang harus dilakukan di destinasi, memakai jasa biro perjalanan atau tidak dan lain sebagainnya. Jika pembuat keputusan tidak sendirian, maka keputusan ini bisa menjadi lebih kompleks karena melibatkan beberapa orang yang berbeda, misalnya dalam keluarga, ada orang tua dan anak-anak, dalam grup ada pimpinan dan anggota, dan lain sebagainnya. Konsumsi di destinasi wisata Tahapan ini merupakan proses konsumsi yang dilakukan oleh pengunjung terhadap produk wisata di destinasi. Perlu diketahui bahwa karakteristik produk destinasi pariwisata termasuk kedalam kategori produk jasa, sehingga kualitas produk hanya bisa dirasakan pada saat proses interaksi/kontak dilakukan oleh pengunjung dengan segala komponen yang ada di destinasi pariwisata. Segala proses interaksi mulai dari datang hingga kembali ke tempat tinggal menghasilkan pengalaman-pengalaman yang parsial dan keseluruhan. Pengalaman parsial di setiap momen interaksi biasa disebut dengan Moment of Truth MoT dan pengalaman total secara keseluruhan biasa disebut dengan Service Encounter. Contoh momen interaksi yang menghasilkan suatu pengalaman parsial yaitu pada saat di bandara, di hotel, di daya tarik wisata atau atraksi wisata, di rumah makan dan lain-lain, dan total pengalaman adalah akumulasi pengalaman dari setiap momen-momen tersebut. Dalam setiap momen interaksi, pengunjung memiliki harapan ekspektasi tertentu yang harus dipuaskan oleh destinasi pariwisata. Tetapi hal tersebut dirasa sulit dilakukan oleh pengelola destinasi, karena mereka tidak dapat mengendalikan produk yang dikonsumsi oleh pengunjung secara langsung. Karena yang menyediakan produk sebanarnya adalah industri, baik yang dikelola oleh swasta maupun publik, sehingga pengelola destinasi lebih bersifat memimpin dan mengkoordinasikan terhadap penjaminan mutu atau kualitas produk secara keseluruhan. Evaluasi setelah membeli Setelah melakukan konsumsi di destinasi pariwisata, pengunjung biasanya akan melakukan evaluasi terhadap apa yang dialami oleh mereka pada saat di destinasi. Proses evaluasi tersebut biasanya dilakukan pada saat dalam perjalanan pulang atau setelah mereka kembali ke tempat tinggalnya. Biasanya mereka akan membandingkan apa yang telah mereka dapatkan dengan apa yang mereka harapkan sebelumnya. Jika harapan mereka terpenuhi atau terlampaui, kemungkinan besar mereka akan puas dengan destinasi, dan sebaliknya jika harapannya tidak terpenuhi mereka cenderung tidak puas. Perlu digaris bawahi bahwa banyak penelitian yang memperlihatkan pengunjung yang puas mereka akan cenderung kembali lagi dan sebaliknya pengunjung yang tidak puas biasanya tidak mau untuk datang kembali. Mengingat dan berbagi Berdasarkan banyak blog perjalanan dan foto liburan yang diposkan di jejaring media sosial, terlihat bahwa banyak orang yang suka mengingat dan berbagi pengalaman perjalanan mereka di destinasi. Untuk itu, pengelola destinasi pariwisata dan para pemangku kepentingan atau stakeholder harus melakukan semua yang mereka bisa untuk mendorong pengunjung dalam mengenang dan memberi tahu orang lain tentang pengalaman perjalanan mereka. Salah satunya adalah dengan menyediakan komunitas online di website atau di jejaring sosial agar tercipta banyak testimoni yang dapat mempengaruhi orang lain untuk datang ke destinasi, tetapi dengan syarat destinasi harus dapat memuaskan mereka, karena kalau tidak dapat memuaskan, maka malah testimoni negatif yang akan didapat. Wallahu A’lam Bishawab. Referensi Hidayah, Nurdin 2021. Pemasaran Destinasi Pariwisata Berkelanjutan di Era Digital Targeting, Positioning, Branding, Selling, Marketing Mix, Internet Marketing. Jakarta Kreasi Cendekia Pustaka Morrison, Alastair M. 2013. Marketing and Managing Tourism Destinations. New York Routledge